Sunday, April 28, 2013

Taare Zameen Par

RESENSI FILM

Identitas Film
Judul Film       : Taare Zameen Par   
Jenis film         : Film Pendidikan
Produser          : Aamir Khan (Aamir Khan Production)
Negara             : India
Pemeran          : Darseel Safary sebagai Ishaan
  Amir Khan sebagai Ram Shankar Nikumbh
  Tanay Cheda sebagai Rajan
  Tisca Chopra as sebagai Ibu Ihsan
  Vipit Sharma sebagai Ayah Ihsan
  Shacket sebagai Yohan (kakak Ihsan)

Setiap anak itu berbeda, masing-masing memiliki karakteristik dan potensi yang berbeda beda pula. Setiap anak memiliki cara mereka sendiri dalam memahami suatu hal, dalam menyerap informasi dan juga dalam mendapatkan suatu ilmu. Dan tugas seorang gurulah untuk membimbing mereka, mengarahkan mereka, dan memberikan layanan pendidikan sesuai dengan kebutuhannya. Begitu juga dengan anak berkebutuhan khusus “disleksia” mereka memiliki kesulitan belajar membaca, tapi banyak dari mereka yang memiliki potensi luar biasa salah satunya dalam bidang seni. Inilah yang ingin digambarkan dalam film “ Taare Zameen Par”.
Film ini mengisahkan tentang anak berkebutuhan khusus yang bernama ihsan. Ihsan adalah seorang siswa yang duduk di kelas 3 SD. Anak ini selalu mengalami kesulitan dalam berbagai mata pelajaran. Selain itu, Ihsan selalu gagal dalam ujian sekolahnya. Dengan kelemahan yang dimilikinya, ia menjadi anak yang selalu diejek oleh teman teman sekelasnya, bahkan juga gurunya.
Akhirnya ia pindah di sebuah sekolah yang berasrama. Hari-hari pertama di asrama ia jalani dengan perasaan ketidaknyamanan, karena memang dia sebenarnya tidak mau pindah di asrama. Selain itu, kejadian yang sama terulang seperti di sekolah yang dulu yaitu Ihsan kesulitan dalam berbagai  mata pelajaran sehingga menjadi bahan ejekan semua orang disekolah. Hal ini membuatnya depresi dan murung, dan selalu diam ketika di kelas. Bahkan hobinya untuk melukis pun redup.
Namun, hal ini berubah setelah pertemuannya dengan guru seni yang baru, yaitu Ram Shankar Nikumb. Guru ini mencari tahu tentang kesulitan yang dialami oleh Ihsan dan akhirnya mengetahui bahwa Ihsan mengalami disleksia. Dari sini, Ram mencoba untuk memahami Ihsan dan masalahnya. Ram juga berusaha memahamkan kedua orangtua Ihsan bahwa Ihsan bukan anak yang bodoh, tapi anak yang berbakat yang memang mengalami kesulitan dalam belajar yang disebut “disleksia”. Akhirnya Ram membantu Ihsan untuk mengatasi masalah dalam belajar dengan metode yang lebih menarik dan menyenangkan. Selain itu Ram juga mencoba untuk menemukan kepercayaan diri Ihsan yang hilang.
Ada banyak hal  positif yang terdapat kita ambil pelajaran dalam film ini, antara lain :
1)  Orangtua harus perhatian terhadap hasil belajar anaknya
2)  Jika orangtua yang satu marah pada anak, maka yang satunya menjadi peredam amarah bagi anak
3)      Seorang guru mampu memodifikasi pembelajaran supanya anak tidak bosan
4)      Seorang guru harus mampu memahami kondisi peserta didiknya dengan baik
5)      Seorang guru mampu mengenal dan memahami siswa yang mengalami kesulitan belajar dan langsung mencari tahu peyebab kesulitan belajar yang dialami siswa
6)      Orangtua mau mensuport anaknya yang berkebutuhan khusus
7)   Guru mampu mengkomunikasikan dengan orangutan tentang kesulitan belajar yang dialami anak
8)      Guru mampu menumbuhkan rasa percaya diri anak yang mengalami disleskasi  
9)      Seorang guru mampu melihat sisi bakat anak, dan memunculkan kembali bakat yang tersembunyi
10)  Modifikasi pembelajaran yang tidak hanya dikelas saja, tapi diluar kelas, sehingga anak mampu mengekplorasi yang ada dialam, berimajinasi dan membuat karya sesuai keinginannya
11)  Adanaya pelajaran tambahan diluar jam pelajaran untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis anak disleksia
12)  Guru menggunakan berbagai cara/ metode  dan media pembelajaran yang menarik untuk mengajarkan membaca, menulis, dn berhitung seperti : bermain clay, menulis dipasir, bermain lompat-lompat, dengan tape recorder, dll
13)  Guru mampu menunjukkan kepada semua orang bahwa anak berkebutuhan khusus itu juga memiliki bakat dan potensi yang dapat dikembangkan, bahkan dapat melebihi anak normal

Film ini sangat bagus dan menginpirasi, ddianjurkan kepada orangtua, guru, maupun para pendidik anak berkebutuhan khusus untuk melihat film ini. Akan hanyak hal-hal menarik yang dapat dicontoh dari film ini. Setelah melihat film ini, banyak sekali hal-hal yang dapat dipelajari. Saran bagi pendidik maupun orang tua setelah melihat film ini adalah :
1. Sebaiknya guru jangan melebel anak dengan kata-kata yang negative
2. Sebaiknya jangan menggunakan kekerasan untuk mendidik anak
3. Sebaiknya orangtua harus lebih memahami anak dan memberikan perhatian kepada anak
4. Gunakanlah cara-cara yang lebih edukatif jika ingin memberikan hukuman bagi anak

No comments:

Post a Comment